Mengenal Kota Kupang dari Sudut Pandang Sejarah Dan Wisatanya

Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Kota Kupang merupakan ibu kota provinsi Nusa Tenggara Timur dan kota terbesar di pulau Timor. Kota Kupang terletak di pesisir Teluk Kupang, bagian barat laut Pulau Timor. Kota Kupang adalah kota yang multi etnis, suku yang mendiami Kota Kupang yaitu suku Timor, Helong, Rote, Sabu, Flores, Alor, Sumba, Lembata, Tionghoa sebagian kecil suku pendatang dari Ambon, Bugis, Jawa, Bali, dan Batak. Kota Kupang dijuluki “Kota Karang”'. Julukan ini diberikan karena potensi wisata laut dan karangnya yang melimpah. Hampir seluruh permukaan Kota Kupang merupakan batu karang.
Sejarah Kota Kupang
Nama
Kupang sebenarnya berasal dari nama seorang raja, yaitu Nai Kopan atau Lai
Kopan, yang memerintah Kota Kupang sebelum bangsa Portugis datang ke Nusa
Tenggara Timur. Pada tahun 1436, pulau Timor mempunyai 12
kota bandar namun tidak disebutkan namanya. Dugaan ini berdasarkan bahwa kota
bandar tersebut terletak di pesisir pantai, dan salah satunya yang strategis
menghadap ke Teluk Kupang. Daerah ini merupakan wilayah kekuasaan Raja
Helong dan yang menjadi raja pada saat itu adalah Raja Koen
Lai Bissi.
Pada tahun 1613, VOC yang berkedudukan di Batavia (Jakarta), mulai melakukan kegiatan perdagangannya di Nusa Tenggara Timur dengan mengirim 3 kapal yang dipimpin oleh Apolonius scotte, menuju pulau Timor dan berlabuh di Teluk Kupang. Kedatangan rombongan VOC ini diterima oleh Raja Helong, yang sekaligus menawarkan sebidang tanah untuk keperluan markas VOC. Pada saat itu VOC belum memiliki kekuatan yang tetap di tanah Timor.
Pada
tanggal 29 Desember 1645, seorang padri Portugis yang bernama Antonio de Sao
Jacinto tiba di Kupang. Dia mendapat tawaran yang sama dengan yang diterima VOC
dari Raja Helong. Tawaran tersebut disambut baik oleh Antonio de Sao Jacinto
dengan mendirikan sebuah benteng, namun kemudian benteng tersebut ditinggalkan
karena terjadi perselisihan di antara mereka. VOC semakin menyadari pentingnya
Nusa Tenggara Timur sebagai salah satu kepentingan perdagangannya, sehingga
pada tahun 1625 sampai dengan 1663, VOC melakukan perlawanan ke daerah
kedudukan Portugis di pulau Solor dan dengan bantuan orang-orang Islam di
Solor, Benteng Fort Henricus berhasil direbut oleh VOC.
Pada
tahun 1653, VOC mendarat di Kupang dan berhasil merebut bekas benteng Portugis
Fort Concordia, yang terletak di muara sungai Teluk Kupang di bawah pimpinan
Kapten Johan Burger. Kedudukan VOC di Kupang langsung dipimpin oleh Openhofd J.
van Der Heiden. Selama menguasai Kupang sejak tahun 1653 sampai dengan tahun
1810, VOC telah menempatkan sebanyak 38 Openhofd dan yang
terakhir adalah Stoopkert, yang berkuasa sejak tahun 1808 sampai dengan tahun
1810.
Nama Lai
Kopan kemudian disebut oleh Belanda sebagai Koepan dan
dalam bahasa sehari-hari menjadi Kupang. Untuk pengamanan Kota
Kupang, Belanda membentuk daerah penyangga di daerah sekitar Teluk Kupang
dengan mendatangkan penduduk dari pulau Rote, Sabu, dan Solor. Untuk meningkatkan
pengamanan kota, maka pada tahun 23 April 1886, Residen Creeve menetapkan
batas-batas kota yang diterbitkan pada Staatblad Nomor 171
tahun 1886. Oleh karena itu, tanggal 23 April 1886 ditetapkan sebagai
tanggal lahir Kota Kupang.
Setelah
Indonesia merdeka, melalui Surat Keputusan Gubernemen tanggal 6 Februari 1946,
Kota Kupang diserahkan kepada Swapraja Kupang, yang kemudian dialihkan lagi
statusnya pada tanggal 21 Oktober 1946 dengan bentuk Timor Elland Federatie
atau Dewan Raja-Raja Timor dengan ketua H. A. A. Koroh, yang juga adalah Raja
Amarasi.
Berdasarkan
Surat Keputusan Swapraja Kupang Nomor 3 tahun 1946 tanggal 31 Mei 1946
dibentuk Raad Sementara Kupang dengan 30 anggota. Selanjutnya
pada tahun 1949, Kota Kupang memperoleh status Haminte dengan
wali kota pertamanya Th. J. Messakh. Pada tahun 1955 ketika
menjelang Pemilu, dengan Surat Keputusan Mendagri Nomor PUD.5/16/46 tertanggal
22 Oktober 1955, Kota Kupang disamakan statusnya dengan wilayah kecamatan.
Pada
tahun 1958 dengan Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958, Provinsi Sunda Kecil
dihapus dan dibentuk 3 daerah Swantara, yaitu Daerah Swantara Tk I Bali, Daerah
Swantara Tk I Nusa Tenggara Barat dan Daerah Swantara Tk I Nusa Tengara Timur.
Kemudian Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-Daerah
Tingkat II (Kabupaten) yang antara lain Kabupaten Kupang. Dengan Surat
Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor
17 Tahun 1969 tanggal 12 Mei 1969 dibentuk wilayah kecamatan yakni Kecamatan
Kota Kupang.
Kecamatan
Kota Kupang mengalami perkembangan pesat dari tahun ke tahun. Kemudian pada
tahun 1978 Kecamatan Kota Kupang ditingkatkan statusnya menjadi Kota
Administratif berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1978, yang
peresmiannya dilakukan pada tanggal 18 September 1978. Pada waktu itu Drs.
Mesakh Amalo dilantik menjadi Wali Kota Administratif yang pertama dan
kemudian diganti oleh Letkol Inf. Semuel Kristian Lerik pada
tanggal 26 Mei 1986 sampai dengan perubahan status menjadi Kotamadya Daerah
Tingkat II Kupang. Perkembangan Kota Administratif Kupang sangat pesat selama
18 tahun.
Usulan
rakyat dan Pemerintah Kota Admnistratif Kupang untuk mengubah status menjadi
Kotamadya Daerah Tingkat II Kupang disetujui oleh DPR RI dengan disahkannya
Rancangan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1996 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah
Tingkat II Kupang menjadi Undang-Undang pada tanggal 20 Maret 1996 dan
ditetapkan oleh Presiden Republik Indonesia dan tertuang pada Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3632 Tahun 1996. Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat
II Kupang diresmikan oleh Mendagri Mohammad Yogi S. M. pada tanggal 25 April
1996.
Kemudian dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, maka Kotamadya Daerah Tingkat II Kupang berubah menjadi Kota Kupang.
Wisata di Kota Kupang
Kota
Kupang memiliki pemandangan pantai yang sangat indah. Salah satunya adalah
Pantai Koepan LLBK atau yang lebih di kenal dengan Pantai Tedis. Pantai ini
terletak di Jl. Ikan Tongkol, Lahilai Bissi Kopan, Kec. Kota Lama, Kota Kupang,
Nusa Tenggara Timur. Kawasan pantai ini menjadi cikal bakal terbentuknya Kota
Kupang. Pantai ini dulunya adalah pelabuhan yang dibangun pada tahun
1645 oleh bangsa portugis saat menjajah di Indonesia. Pantai Koepan atau pantai
tedis selalu dipadati oleh masyarakat sekitar atau wisatawan pada saat sore
hari. Karena masyarakat atau wisatawan dapat melihat pemandangan matahari
terbenam yang sangat indah.
Adapun wisata lain yang dapat dikunjungi saat berada di Kota Kupang yaitu:
1. Pantai Tablolong
2. Pantai Batu Nona
3. Pantai Lasiana
4. Gua Kristal
5. Air Terjun Oenesu
6. Air Terjun Tesbatan
7. Pantai Kelapa Lima
Berikut ini video tentang Kota Kupang dan Pemandangan Pantainya:
Sumber:
id.wikipedia.org (Kota Kupang)
download.garuda.kemdikbud.go.id
Komentar
Posting Komentar